Selasa, 04 November 2008

Sedimentasi


Sedimentasi adalah masuknya muatan sedimen ke dalam suatu lingkungan perairan tertentu melalui media air dan diendapkan di dalam lingkungan tersebut. Sedimentasi yang terjadi di lingkungan pantai menjadi persoalan bila terjadi di lokasi-lokasi yang terdapat aktifitas manusia yang membutuhkan kondisi perairan yang dalam seperti pelabuhan, dan alur-alur pelayaran, atau yang membutuhkan kondisi perairan yang jernih seperti tempat wisata, ekosistem terumbu karang atau padang lamun. Untuk daerah-daerah yang tidak terdapat kepentingan seperti itu, sedimentasi memberikan keuntungan, karena sedimentasi menghasilkan pertambahan lahan pesisir ke arah laut.

4.6.1. Pencetus

Sedimentasi di suatu lingkungan pantai terjadi karena terdapat suplai muatan sedimen yang tinggi di lingkungan pantai tersebut. Suplai muatan sedimen yang sangat tinggi yang menyebabkan sedimentasi itu hanya dapat berasal dari daratan yang dibawa ke laut melalui aliran sungai. Pembukaan lahan di daerah aliran sungai yang meningkatkan erosi permukaan merupakan faktor utama yang meningkatkan suplai muatan sedimen ke laut. Selain itu, sedimentasi dalam skala yang lebih kecil dapat terjadi karena transportasi sedimen sepanjang pantai.

4.6.2. Karakter kedatangan atau kejadian

Sedimentasi di perairan pesisir terjadi perlahan dan berlangsung menerus selama suplai muatan sedimen yang tinggi terus berlangsung. Perubahan laju sedimentasi dapat terjadi bila terjadi perubahan kondisi lingkungan fisik di daerah aliran sungai terkait. Pembukaan lahan yang meningkatkan erosi permukaan dapat meningkatkan laju sedimentasi. Sebaliknya, pembangunan dam atau pengalihan aliran sungai dapat merubah kondisi sedimentasi menjadi kondisi erosional.

Bila sedimentasi semata-mata karena tranportasi muatan sedimen sepanjang pantai, laju sedimentasi yang terjadi relatif lebih lambat bila dibandingkan dengan sedimentasi yang mendapat suplai muatan sedimen dari daratan.

4.6.3. Prediktabilitas

Berkaitan dengan aktifitas manusia, persoalan yang muncul karena sedimentasi dapat diperhitungkan sejak awal ketika aktifitas tersebut dimulai melalui studi geomorfologi pesisir dan transportasi sedimen. Demikian pula dengan kemungkinan perubahannya, dapat diprediksi dengan studi tersebut.

4.6.4. Durasi

Proses sedimentasi berlangsung perlahan dan terus menerus selama suplai muatan sedimen yang banyak dari daratan masih terus terjadi. Proses sedimentasi berhenti atau berubah menjadi erosi bila suplai muatan sedimen berkurang karena pembangunan dam atau pengalihan alur sungai.

4.6.5. Areal terganggu

Areal yang terganggu oleh proses sedimentasi terbatas pada lokasi-lokasi yang terdapat aktifitas manusia yang membutuhkan perairan yang cukup dalam, seperti pelabuhan dan alur-alur pelayaran.

4.6.6. Aktifitas mitigasi

Untuk melindungi pelabuhan dan alur pelabuhan, upaya mitigasi dapat dilakukan dengan membangun jetty. Sementara itu, tindakan upaya menghentikan atau mengurangi sedimentasi di suatu kawasan teluk misalnya, dapat dilakukan dengan pengalihan alur sungai yang diketahui suplai muatan sedimen dari sungai itu mengerah ke teluk tersebut. Dalam skala yang lebih luas, mitigasi bencana karena sedimentasi dapat dilakukan dengan pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai) yang merupakan sumber utama muatan sedimen yang masuk ke perairan.
PERHATIAN SEDIMENTASI MENGANCAM !!!!
Friday, November 09, 2007



Oleh : Ir. MF ARIEF *)

Sedimentasi yang terjadi pada suatu daerah aliran sungai merupakan proses penting yang akan berpengaruh pada kinerja bangunan-bangunan yang dilewatinya. Proses pengangkutan material tersebut merupakan suatu permasalahan sendiri yang banyak terjadi pada sungai-sungai di pulau Jawa dan bahkan di dunia.

Material yang dibawa oleh proses ini menimbulkan permasalahan tersendiri. Beberapa masalah yang sering diakibatkan oleh proses tersebut diantaranya adalah pendangkalan yang terjadi pada bangunan-bangunan air seperti bendung, saluran irigasi dan waduk, rusaknya kehidupan aquatik, penurunan kualitas air dan masih banyak lagi. Akibat timbulnya berbagai masalah tersebut ternyata membawa dampak yang cukup luas. Jika dihitung kerugian yang diakibatkan oleh angkutan sedimen mungkin saja bisa mencapai milyaran rupiah pertahunnya.

Usaha penanggulangan permasalahan sedimentasi hingga kini nampaknya cukup sulit bahkan tak mungkin untuk dilaksanakan. Sedimentasi membawa permasalahan yang cukup kompleks dan studi-studi yang selama ini dilakukan belum bisa memberi hasil yang memuaskan.

Satu contoh seperti yang ada di Sub-sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Kalong Kabupaten Kebumen merupakan salah satu daerah dari Sub Daerah aliran sungai Kemit. Sebagian besar lahan yang dimiliki oleh perhutani itu sebagian besar vegetasi penutupnya adalah pohon pinus. Berdasarkan data dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Progo Bogowonto Luk Ulo (BPSDA Probolo) tahun 2005 menunjukkan daerah ini sebagai wilayah yang mempunyai masalah serius dengan banjir dan sedimentasi. Permasalahan tersebut semakin diperparah dengan perubahan penggunaan tata guna lahan menjadi areal pertanian dalam beberapa tahun terakhir.

Informasi pola angkutan sedimen di suatu wilayah perlu mendapat perhatian yang lebih, terutama jika melihat bahwa aliran sungai itu menuju bendung Rawa Kawuk Selama ini timbul kekawatiran mengenai penumpukan sedimen di bendung tersebut. Untuk menentukan langkah penanganan yang tepat kajian mengenai perilaku proses transfer sedimen diantaranya suspended load yaitu berupa pangambilan sampel, pengamatan dan pengukuran secara langsung sangatlah diperlukan.

Informasi yang mendalam tentang sedimen suspensi pada sebuah penampang sangatlah penting utamanya jika ingin mengetahui prediksi jumlah sedimen yang dibawa oleh aliran air. Selain bisa memberi informasi mengenai permasalahan tentang sedimentasi diharapakan hasil penelitian ini juga bisa digunakan sebagai masukan bagi masyarakat maupun instansi yang terkait dalam upaya penanganan masalah sedimentasi dan erosi di daerah ini.

*) Wartawan Yang Sedang berjuang Menggalakan Jurnalisme Teknik